animasi

Sabtu, 07 Desember 2013

Metode Penelitian Sejarah



BAB I
PENDAHULUAN


I.1.LATAR BELAKANG
           
Dalam sejarah memang perlu adanya sebuah penelitian, karena sejarah adalah ilmu pengetahuan yang sistematis dari subjek yang pasti adanya.Sebuah penelitian pasti ada objeknya, objek penelitian sejarah adalah manusia, oleh karena itu sejarah termasuk ilmu pengetahuan sosial. Penelitian sejarah sebagaimana  suatu penelitian ilmiah lainnya, yaitu memerlukan data dan prosedur ilmiah . Akan tetapi bedanya penelitian sejarah dengan penelitian yang lain terletak pada objek yang akan diteliti. Objek penelitian sejarah adalah peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Suatu penelitian yang tanpa didasari dengan metode- metode tertentu, pastilah penelitian itu tidak akan sempurna dan akan menghambat prosesnya.
Sehingga sebelum melakukan penelitian kita harus melihat metode atau langkah dalam melakukan penelitian, jangan langsung melakukan penelitian yang tanpa ada prosedur atau tuntunan untuk melakukan penelitian.Misalnya, jika kita ingin pergi ke suatu tempat, pastilah sebelum berangkat kita harus menyiapkan apa saja kebutuhan yang di perlukan dan bagaimana kita dapat sampai ke tempat tujuan.  Jika tidak pasti orang itu akan bingung dan tersesat.
Maka dari itu diperlukan metode maupun langkah- langkah, sebelum kita melakukan suatu hal.
Metode penelitian adalah suatu pedoman atau cara awal untuk melakukan sebuah penelitian. Metode penelitian sejarah ini sangat diperlukan dalam melakukan penelitian – penelitian yang berhubungan dengan sejarah. Oleh karena itu, masalah – masalah dalam penelitian tersebut harus ditanggulangi dengan adanya metode- metode dalam penelitian sejarah .

I.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas ,masalah yang akan di bahas dalam makalah ini di rumuskan sebagai berikut:

1.     Apa yang dimaksud dengan metode penelitian?
2.     Apa tujuan dilakukannya metode penelitian?
3.     Bagaimana metode atau langkah-langkah dalam penelitian sejarah ?
           

I.3. TUJUAN
           
Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, makalah ini bertujuan untuk :

        memudahkan seorang peneliti untuk dapat melakukan penelitian dengan cara atau metode- metode yang tepat, sehingga proses penelitian tersebut berjalan dengan lancar tanpa kendala apapun.
        proses kegiatan penelitiannya menjadi lebih urut dan sistematis
        akan dihasilkan sumber-sumber yang akurat sehingga penelitian tersebut tidak asal di buat.

BAB II
PEMBAHASAN


II. 1. PENGERTIAN METODE SEJARAH         

Dalam sejarah memang perlu adanya sebuah penelitian, karena sejarah adalah ilmu pengetahuan yang sistematis dari subjek yang pasti adanya.Sebuah penelitian pasti ada objeknya, objek penelitian sejarah adalah manusia, oleh karena itu sejarah termasuk ilmu pengetahuan sosial.Sebelum melakukan penelitian para sejarawan harus menggunakan metode penelitian.Dengan demikian metode sejarah dipandang sebagai alat atau sarana bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian dan penulisan sejarah.

Menurut definisi kamus Webster’s Third New International Dictionary of the English Language (selanjutnya disebut Webster’s), yang dimaksud dengan metode pada umumnya adalah:
1.     suatu prosedur atau proses untuk mendapatkan suatu objek...
2.     suatu disiplin atau sistem yang acap kali dianggap sebagai suatu cabang logika yang berhubungan dengan prinsip- pronsip yang dapat diterapkan untuk penyelidikan ke dalam atau eksposisi dari beberapa subjek...
3.     suatu prosedur, teknik, atau cara melakukan penyelidikan yang sistematis yang di pakai oleh atau yang sesuai untuk suatu ilmu (sains), seni,atau disiplin tertentu: metodologi...
4.     suatu rencana sisitematis yang diikuti dalam menyajikan materi untuk pengajaran..
5.     suatu cara memandang,mengorganisasi, dan memberi bentuk dan arti khusus pada materi-materi artistik (1) suatu cara, teknik atau proses untuk melakukan sesuatu...(Sjamsudin, 1996:1-2).

Sedangkan menurut Gilbert. J Garraghan (1975) bahwa metode penelitian sejarah adalah seperangkat aturan atau prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif. Menilainya secara kritis dan mengajukan sintesis dari hal-hal yang dicapai dalam bentuk tertulis. (Listiyani, 2009:52).

Menurut Louis Gottschalk, (1975) mengatakan metode sejarah adalah suatu kegiatan mengumpulkan, meguji dan menganalisa data yang diperoleh dari peninggalan-peninggalan masa lampau kemudian direkonstruksikan berdasarkan data yang diperoleh sehingga menghasilkan kisah sejarah. (Listiyani, 2009:52).

Jadi pengertian metode penelitian sejarah adalah seperangkat aturan atau prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumbersumber sejarah secara efektif, menilainya secara kritis dan mengajukan sintesis dari hal-hal yang dicapai dalam bentuk tertulis
II.2 TUJUAN METODE PENELITIAN SEJARAH

Metode sejarah digunakan sebagai metode penelitian, pada prinsipnya bertujuan untuk menjawab enam pertanyaan (5 W dan 1 H) yang merupakan elemen dasar penulisan sejarah, yaitu :
1.     what (apa)
2.     when (kapan),
3.     where (dimana),
4.     who (siapa),
5.     why (mengapa), dan
6.     how (bagaimana).

Pertanyaan-pertanyaan itu konkretnya adalah: Apa (peristiwa apa) yang terjadi? Kapan terjadinya? Di mana terjadinya? Siapa yang terlibat dalam peristiwa itu? Mengapa peristiwa itu terjadi? Bagaimana proses terjadinya peristiwa itu?

Metode atau langkah-langkah penelitian secara umum bertujuan untuk:
        memudahkan seorang peneliti untuk dapat melakukan penelitian dengan cara atau metode- metode yang tepat, sehingga proses penelitian tersebut berjalan dengan lancar tanpa kendala apapun.
        proses kegiatan penelitiannya menjadi lebih urut dan sistematis
        akan dihasilkan sumber-sumber yang akurat sehingga penelitian tersebut tidak asal di buat.

II.3 METODE ATAU LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN SEJARAH

Metode penelitian sejarah terbagi kedalam beberapa kelompok, yaitu pemilihan topik penelitian, studi pendahuluan, implementasi penelitian, heuristik, verifikasi / kritik, penafsiran/ interpretasi, historiografi. Berikut penjelasannya :

1.Pemilihan topik penelitian
            Sebelum melakukan peneliian sejarah, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan topik yang akan diteliti. Pemilihan topik sangat penting karena peneliti atau sejarawan akan lebih terarah dan terfokus kepada masalah yang akan ia teliti. Pemilihan topik harus memperhatikan hal-hal berikut :
a.     Topik harus menarik, dalam arti harus memiliki keunikan tersendiri. Topik yang menarik, dapat membuat peneliti menjadi lebih bersemangat dalam melakukan penelitian, juga hasil penelitian akan memuaskan.
b.     Subtansi masalah dalam topik tersebut haruslah memiliki arti penting. Penting dalam segi keilmuan juga penting dalam aspek kehidupan, yang dapat dimanfaatkan bersama.
c.      Masalah yang dicakup dalam topik tersebut memungkinkan untuk diteliti. Topik harus masuk akal dan sesuai dengan kaidah.
d.     Asli, artinya topik tersebut bukan pengulangan. Jika topik tersebut pernah dipakai oleh peneliti lain, maka itu dapat dikatakan sebagai sebuah plagiat. Itu berarti seorang peneliti kurang kreatif mencari sebuah topik.
e.     Ketersediaan sumber, artinya pastikan bahwa sumber- sumber dalam topik yang kita ambil, benar- benar ada, dan memungkinkan untuk dilakukan penelitian.
f.       Kedekatan emosional, lebih mendekatkan diri kepada sumber- sumber yang terlibat dalam peneitian, memperhatikan hal- hal yang berhubungan dengan lingkungan sekitar kita.

2. Studi Pendahuluan
            Studi ini peneliti mencari sumber utamanya yaitu sumber/ data yang memuat data tersebut secara relevan dengan topik penelitian dengan memahami sumber utama secara efektif, peneliti dapat memahami ruang lingkup dengan baik. Ruang lingkup tersebut akan dituangkan dalam rencana kerangka tulisan.

3. Implementasi Penelitian
            Pada dasarnya implementasi atau penerapan ini menitikberatkan pada sumber – sumber sejarahnya, yang merupakan pengimplementasian dalam kegiatan yang tercakup dalam metode sejarah yang telah ditentukan bersama.

4. Heuristik
            Heuristik berasal dari kata Yunani heurishein, yang artinya memperoleh. Menurut G.J. Reiner (1997), heuristik adalah suatu teknik, mencari dan mengumpulkan sumber. Dengan demikian Heuristik adalah kegiatan mencari,menemukan dan mengumpulkan sumber-sumber sejarah. Sumber penelitian sejarah banyak macamnya, maka dari itu perlu diklasifikasikan menurut jenisnya.Berdasarkan sifatnya, sumber sejarah terdiri atas sumber primer dan sumber sekunder.Sumber primer adalah sumber yang waktu pembuatannya tidak jauh dari waktu peristiwa terjadi, sumber sejarah ini adalah sumber yang benar- benar asli.Sumber sekunder adalah sumber yang waktu pembuatannya jauh dari waktu terjadinya peristiwa, sumber ini berupa garapan dari sumber yang asli. Menurut louis Gottschalk, sumber primer ialah kesaksian dari seorang saksi dengan mata dan telinganya sendiri melihat dan mendengar atau mengetahui dengan alat indera lain, saksi tersebut hadir saat peristiwa terjadi. Sedangkan sumber sekunder merupakan kesaksian dari siapapun yang bukan merupakan saksi mata, yang melihat kejadian secara langsung.

Sedangkan berdasarkan bentuknya sumber sejarah dapat diklasifikasikan menjadi:
1.     Sumber dokumenter yaitu keterangan tertulis yang berkaitan dengan peristiwa sejarah (berupa bahan sejarah dalam bentuk tulisan),. Contoh: prasasti, kronik, babad, piagam, dokumen, laporan, arsip, dan surat kabar.
2.     Sumber korporal yaitu benda-benda peninggalan masa lampau (berwujud benda, seperti bangunan, arca, perkakas, fosil, artefak dan sebagainya).
3.     Sumber lisan yaitu keterangan langsung dari pelaku atau saksi dari suatu peristiwa sejarah. Contohnya: cerita dari seseorang
4.     Sumber rekaman yaitu sumber yang berasal dari rekaman, dapat berupa kaset audio dan kaset video. Misalnya: rekaman proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945, masa pendudukan jepang.

Sumber sejarah atau peninggalan sejarah dapat dibagi kedalam peninggalan yang dapat di sengaja maupun yang tidak dapat di sengaja.
Peninggalan yang tidak di sengaja terdiri dari:
·       Bekas- bekas manusia
·       Sisa bangunan
·       Sisa – sisa keadaan masyarakat
·       Peninggalan dalam bentuk bahasa
·       Peninggalan dalam bentuk tulisan
Sedangkan peninggalan yang di sengaja diwariskan dengan tujuan untuk tanda peringatan kepada generasi penerusnya.Sumber sejarah ini dapat berupa penulisan piagam, dan berbagai monumen.Dalam pencarian sumber, seorang peneliti haruslah megetahui banyak hal tentang sesuatu yang akan ia teliti.
            Berhasil tidaknya pencarian sumber tentunya tergantung pada wawasan peneliti tersebut, agar pencarian sumber berlangsung secara efektif, perlu diketahui unsur- unsur penunjang heuristik , diantaranya :
§  Pencarian sumber harus berpedoman pada bibliografi kerja dan kerangka tulisannya.
§  Dalam mencari sumber- sumber di perpustakaan, peneliti wajib mengetahui dan memahami katalog yang bersangkutan dengan penelitian.
Metode heuristik adalah metode yang cermat untuk mengumpulkan jejak – jejak maupun dokumen – dokumen peristiwa yang terjadi masa lampau.Jejak – jejak ini merupakan bagian yang terpenting dan yang mendasar, yang digunakan sebagai pedoman untuk penelitian selanjutnya. Dalam pencarian jejak, seorang peneliti haruslah megetahui banyak hal tentang sesuatu yang sedang diteliti tersebut, agar memudahkan dalam proses penelitiannya.
Jejak ini biasanya ditemukan oleh masyarakat biasa atau bukan peneliti, misalnya patung dari sebuah kerajaan yang ditemukan oleh seorang petani yang sedang mencangkul di sawah, maupun saat penggalian lahan untuk perkebunan.Misalnya di daerah Gayam, Kediri pernah ditemukan arca- arca dari kerajaan yang berjumlah sekitar sepuluh arca. Biasanya setelah mengetahui adanya penemuan tersebut, peneliti akan meneliti lebih lanjut terhadap objek yang ditemukan.
dilihat dari pengumpulan datanya, ada dua jenis penelitian sejarah, yakni penelitian lapangan dan penelitian kepustakaan.
a.      Penelitian Lapangan
Dalam melakukan penelitian ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Yaitu seorang sejarawan dapat langsung datang ke tempat terjadinya peristiwa bersejarah atau datang ke tempat penemuan peninggalan sejarah.
Jika peninggalan-peninggalan bersejarah itu sudah tersimpan di museum, maka seorang peneliti sejarah dapat melakukan penelitian di museum.Namun, jika seorang peneliti sejarah ingin mendapatkan keterangan langsung dari pelaku sejarah atau saksi sejarah yang masih hidup sebagai sumber lisan, maka peneliti sejarah dapat melakukan wawancara.

b.     Penelitian kepustakaan
Dalam melakukan penelitian kepustakaan seseorang peneliti sejarah memusatkan perhatiannya untuk memperoleh data tertulis (dokumen). Dokumen ini tersimpan di museum atau perpustakaan, seperti kitab-kitab kuno, kronik,arsip-arsip VOC, autobiografi, rekaman video, buku, surat kabar. Oleh karena itu, penelitian kepustakaan sering di sebut juga penelitian documenter. (Listiyani, 2009:55)

Prinsip-prinsip dalam penelitian sejarah lisan:
1.     Penelitian sejarah lisan adalah suatu penelitian yang sumber utamanya menggunakan lisan.
2.     Teknik yang digunakan dalam penelitian sejarah lisan menggunakan wawancara. Agar wawancara bias tuntas maka sebelumnya pewawancara bias menyiapkan seperangkat pertanyaan atau sebagai pedoman.
3.     Untuk mendapatkan data yang dipercaya lewat wawancara digunakan teknik kritik sumber. Sehingga datanya jadi lebih valid, dan bias di pertanggung jawabkan secara ilmiah.
4.     Setelah data terkumpul dan dilakukan interprestasi maka selanjutnyadilakukan historiografi/ penulisan suatu karya.

5.Verifikasi atau Kritik
Setelah sumber sejarah terkumpul, maka langkah berikutnya ialah verifikasi atau yang disebut juga dengan kritik sumber.Verifikasi atau kritik adalah suatu kegiatan menganalisa keaslian sumber- sumber yang telah di temukan. Ada dua cara yang dapat dilakukan yaitu melalui kritik ekstern dankritik intern. Kritik intern adalah penilaian keakuratan atau keautentikan terhadap materi sumber sejarah.
Didalam proses analisa terhadap suatu dokumen, sejarawan harus selalu memikirkan unsur-unsur yang relevan didalam dokumen itu sendiri secara keseluruhan. Unsur didalam dokumen dianggap relevan dan dapat dipercaya (kredibel) apabila unsur itu paling dekat dengan apa yang telah terjadi. Identifikasi terhadap sipembuat dokumen atau sumber sejarah pun perlu dilakukan untuk menguji keautentikannya.

Langkah-langkah penilaian intrinsic adalah
1. menentukansifat sumber itu (apakah resmi/formal atau tidak resmi/informal). Dalam penelitian sejarah, sumber tidak resmi/informal dinilai lebih berharga daripada sumber resmi sebab sumber tidak resmi bukan dimaksudkan untuk dibaca orang banyak (untuk kalangan bebas) sehingga isinya bersifat apa adanya, terus terang, tidak banyak yang disembunyikan, dan objektif.

2. menyoroti penulis sumber tersebut sebab dia yang memberikan informasi yang dibutuhkan. Pembuatan sumber harus dipastikan bahwa kesaksiannya dapat dipercaya. Untuk itu, harus mampu memberikan kesaksian yang benar dan harus dapat menjelaskan mengapa ia menutupi (merahasiakan) suatu peristiwa, atau sebaliknya melebih-lebihkan karena ia berkepentingan di dalamnya.

3.  membandingkan  kesaksian dari berbagai sumber dengan menjajarkan kesaksian para saksi yang tidak berhubungan satu dan yang lain (independent witness) sehingga informasi yang diperoleh objektif. Contohnya adalah terjadinya peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta.


Kritik ekstern umumnya menyangkut keaslian bahan yang digunakan dalam pembuatan sumber sejarah, seperti prasasti, dokumen, dan naskah. Untuk membedakan itu suatu tipuan dari dokumen asli, sejarawan dapat menggunakan pengujian yang biasa digunakan didalam penyelidikan polisi dan kehakiman, berikut penjelasannya :

1.      Keaslian Sumber (Otentisitas)

Peneliti melakukan pengujian atas asli tidaknya sumber, berarti ia
menyeleksi segi-segi fisik dari sumber yang ditemukan. Bila sumber
itu merupakan dokumen tertulis, maka harus diteliti kertasnya, tintanya,
gaya tulisannya, bahasanya, kalimatnya, ungkapannya, kata-katanya,
dan hurufnya.

2.       Kesahihan Sumber (Kredibilitas)

Pertanyaan pokok untuk menetapkan kredibilitas ialah “bukti-bukti
yang terkandung dalam sumber”. Sebagaimana telah dikemukakan
dalam uraian terdahulu, bahwa kesaksian dalam sejarah merupakan
faktor paling menentukan sahih dan tidaknya bukti atau fakta sejarah
itu sendiri.
 Menurut Gilbert J. Garraghan (1957), kekeliruan saksi padaumumnya ditimbulkan oleh dua sebab utama :
pertama, kekeliruandalam sumber informasi yang terjadi dalam usaha menjelaskan,menginterpretasikanatau menarik kesimpulan dari suatu sumber. Setiapusaha untukmenentukan faktor yang sebenarnya juga dapat denganmudah mengakibatkan kekeliruan.Kedua, kekeliruan dalam sumberformal.
Penyebabnya adalah kekeliruan yang disengaja terhadapkesaksian yang pada mulanya penuh kepercayaan; detail kesaksian tidakdapat dipercaya; dan para saksi terbukti tidak mampu menyampaikankesaksiannya secara sehat, cermat dan jujur. Atas semua penyebabkekeliruan ini, akan lebih tepat bila menelusuri kredibilitas sumberberdasarkan proses-proses dalam kesaksian.
Oleh karena itu, kritikdilakukan sebagai alat pengendalian atau pengecekan proses-prosesitu serta untuk mendeteksi adanya kekeliruan yang mungkin terjadi.

6. Interpretasi atau Penafsiran

Setelah memberikan kritik terhadap sumber, langkah berikutnya adalah interprestasi/penafsiran.Sejarah sebagai suatu peristiwa dapat diungkap kembali oleh para sejarawan melalui berbagai sumber, baik berbentuk data, dokumen perpustakaan, buku, berkunjung ke situs-situs sejarah atau wawancara, sehingga dapat terkumpul dan mendukung dalam proses interpretasi.
Interprestasi adalah menafsirkan fakata sejarah dan merangkai fakta tersebut hingga menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal.Pada tahap ini dapat berlaku sifat subjektifitas, karena sejarawan akan melihat sumber sejarah dari sudut pandang yang berbeda.
Perbedaan penafsiran tersebut terjadi karena diantara para sejarawan memiliki pandangan, wawasan, ketertarikan, ideology, kepentingan, latar belakang sosial dan tujuan yang berbeda.Meskipun demikian rekontruksi peristiwa sejarah harus menghasilkan sejarah yang benar / mendekati kebenaran.

7. Historiografi

Langkah terakhir metode sejarah ialah historiografi, yakni merupakan cara pemaparan atau penulisan laporan hasil penelitian sejarah secara kritis dan imajinatif berdasarkan bukti- bukti atau data- data yang di peroleh. Data- data dan fakta-fakta tersebut dijadikan suatu kisah yang jelas dalam bentuk lisan maupun tulisan kedalam sebuah buku atatupun artikel.
Istilah historiografi di pergunakan dalam arti pengkajian secara kritis baik yang bersifat tradisional maupun modern. Penulisan hasil laporan hendaknya dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai proses penelitian dari fase awal hingga akhir (penarikan kesimpulan).Selain itu, historiografi dapat diartikan merangkaikan fakta beserta maknanya secara kronologis dan sistematis menjadi sebuah tulisan sejarah ataupun kisah.
Kedua sifat uraian tersebut harus tampak karena merupakan bagian dari ciri karya ilmiah, sekaligus ciri sejarah sebagai ilmu, juga perhatikan kaidah – kaidah penulisan karya ilmiah lainnya, diantaranya :
a.      Bahasa yang digunakan harus baik dan benar menurut kaidah dan bahasa yang bersangkutan.
b.     Memperhatikan konsistensi antara lain dalam hal penempatan tanda baca, penggunaan istilah- istilah dan penunjukan sumber.
c.      Istilah yang digunakan dan kata – kata tertentu harus digunakan sesuai dengan konteks permasalahan yang ada.
d.     Format penulisan harus sesuai dengan kaidah atau pedoman yang berlaku.


Ada tiga bentuk penulisan sejarah berdasarkan ruang dan waktu, yaitu:
a.      Penulisan sejarah tradisional, yaitu isinya kebanyakan tentang astana-sentris, magis-religius. Kebanyakan karya ini kuat dalam hal genealogi, tetapi tidak kuat dalam hal kronologi dan detail biografis. Tekanannya penggunaan sejarah sebagai bahan pengajaran agama.
b.     Penulisan sejarah colonial yaitu isinya tentang kehidupan belanda, penulisan ini memiliki ciri nederlandosentris (eropasentris), tekanannya pada aspek politik dan ekonomi serta bersifat institusional.
c.      Penulisan sejarah nasional yaitu berisi tentang sejarah di Indonesia. Penulisannya menggunakan metode ilmiah secara terampil dan bertujuan untuk kepentingan nasionalisme.
Kualitas karya ilmiah bukan hanya terletak pada masalah yang dibahas, tetapi ditunjukkan juga pada format penyajiannya.
Contoh dalam penulisan sejarah (historiografi), yaitu:
1.     Sejarah politik
Yaitu berisi tentang politik ekonomi yang ada di suatu Negara.
2.     Sejarah social
Yaitu berisi tentang kondisi masyarakat, kegiatan masyarakat, statifikasi masyarakat dari lapisan masyarakat tingkat atas sampai tingkat lapisan bawah.Di Indonesia prof. sartono kartodirdjo adalah pelopor dari sejarah social terkemuka.Jassa beliau sangat besar dalam melopori penulisan sejarahyang menggunakan pendekatan ilmu social.
3.     Sejarah ekonomi
Yaitu membahas tentang masalah perekonomian bangsa-bangsa dari zaman purba hingga sekarang.
4.     Sejarah kebudayaan
Yaitu membahas tentang hasil-hasil budaya manusia, dari masa lampau sampai sekarang. Semua perwujudan berupa struktur dan proses kegiatan manusia menurut dimensi etis dan estetis adalah kebudayaan.
5.     Sejarah etnis
Yaitu membahas tentang aspek-aspek social, kebudayaan, ekonomi, keperyaan dari masyarakat, intra-aksi dalam lingkungan kelompok, system kekerabatan, migrasi,perubahan social.
6.     Sejarah intelektual
Yaitu menekankan pada alam piker manusia pada masa lalu
7.     Sejarah pendidikan
Yaitu
8.     Sejarah keluarga
Yaitu berisi tentang silsilah keluarga.Sejarah keluarga ini tidak terbatas pada keluarga raja, tetapi juga dapat berkembang pada keluarga-keluarga pengusaha, industry, perdagangan.

BAB III

PENUTUP

III.1. RINGKASAN
Metode penelitian sejarah adalah seperangkat aturan atau prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumbersumber sejarah secara efektif, menilainya secara kritis dan mengajukan sintesis dari hal-hal yang dicapai dalam bentuk tertulis.
Langkah -langkah dalam penelitian sejarah adalah:
1.     Pemilihan topik.
2.     Studi pendahuluan.
3.     Implementasi penelitian.
4.     Heuristik, yaitu mencari dan mengumpulkan subjek maupun jejak – jejak yang diperlukan dalam penelitian.
5.     Verifikasi atau kritik sumber. Dalam hal ini harus diuji keabsahan tentang keaslian sumber melalui kritik ekstern dan keabsahan tentang kesahihan sumber melalui kritik intern.
6.     Interpretasi, yaitu menafsirkan fakta sejarah dan merangkai fakta tersebut menjadi satu kesatuan yang harmonis dan masuk akal.
7.     Historiografi, yaitu cara penulisan, pemaparan laporan hasil penelitian sejarah yang telah dilakukan.


III.2. KESIMPULAN
            Penelitian harus berlandaskan pada kadah- kaidah metode sejarah.Penulisan sejarah ilmiah dituntut untuk menghasilkan eksplanasi mengenai permasalahan yang dibahas.Eksplanasi tersebut diperoleh melalui sebuah analisis dan hasilnya dapat membantu penelitian dan pengembangan kebudayaan.Sejarah mengkaji aspek- aspek kehidupan manusia di masa lampau beserta kebudayaannya.

III.3. SARAN
Dari penjelasan di atas ,kami mengharapkan para peneliti sejarah sebelum melakukan penelitian tersebut agar mengikuti metode atau langkah-langkah penelitian sejarah guna penelitian tersebut dapat berjalan dengan lancar dan tanpa kendala apapun.


































DAFTAR RUJUKAN

Sjamsudin, H. 1994. Metodologi Sejarah. Jakarta: Departemen Pendidikan DanKebudayaan.
Listiyani, D. A. 2009. Sejarah Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: pusat                                                                                                  perbukuan departemen pendidikan nasional




Tidak ada komentar:

Posting Komentar